Holly Friday article 🙂

The Old Tree Still Standing. Alone

Howdy,

Setelah kemarin saya mem-posting sesuatu sebagai sesama warga bangsa, maka ijinkanlah dalam 1-2 hari ini saya menggunakan kapasitas saya sebagai penatua (tua-tua atau senatus) pada GMIT Jemaat Paulus, Kupang guna menyapa para sahabat yang Kristiani. Saya ingin menyapa kawan-kawan yang merayakan salah satu hari besar dalam kalender Gerejawi, yaitu perayaan Kematian Tuhan Yesus, atau disebut juga Jumat Agung, karena disalibkan oleh suatu konspirasi antara penguasa Romawi (Pontius Pilatus) yang memiliki kewenangan, Imam-Iman Yahudi yang memiliki motif dan Yudas Iskariot yang berkhianat. Lalu, menurut tradisi Gereja, pada hari yang sama kita juga diperkenankan Tuhan untuk mendapatkan salah satu sakramen Gereja, yaitu Perjamuan Malam Kudus. Ada pertanyaan paling menggelitik saya ketika masih kecil. Mengapa kematian dirayakan? Ketika itu, imaji tentang kematian adalah kesedihan. Bukankah, niveau dalam setiap peristiwa kematian adalah kesedihan, tangisan dan ratapan? Mengapa kematian Yesus harus dirayakan? Mungkin bagi sebagian kita pertanyaan seperti itu diam-diam masih terselip…

View original post 757 more words

Leave a comment